Sony Ericsson Xperia Mini : si Mini yang Bertenaga

Banyak sudah jajaran produk Sony Ericsson dari seri Xperia, bahkan terkesan diulang. Namun, yang satu ini merangkum banyak hal. Begitu ringkas, tapi lengkap dan bertenaga.

Desain
Xperia Mini terasa pas bagi penyuka kepraktisan. Ukuran totalnya kecil dan ringkas, meski agak tebal. Satu tangan yang menggenggam, bisa mengakses ke segala sudut dengan lancar. Saat masuk ke saku pun, terasa pas. Warna hitam di sekujur tubuh, dibalut pemanis silver dikiri kanan, membuatnya terkesan maskulin. Di paket penjualannya, ada dua warna casing tambahan, yaitu merah dan biru.

Kesan bersih dan minimalis langsung terlihat, karena tak ada banyak tombol. Di muka, hanya ada tombol fisik Home serta tombol haptic Back dan Menu, plus speaker. Di atas, ada tombol power dan lampu indicator. Disusul tombol volume dan kamera di sisi kanan. Di bawah, terletak jack audio 3.5mm dan mikrofon.

Layar dan Antarmuka
Meski terlihat kecil, layar 3 inchi tentu sudah di atas rata-rata. Cukup leluasa untuk menjelajahi internet ataupun menikmati segala fiturnya. Apalagi kualitas layarnya bagus, tajam, dengan warna cemerlang. Teknologi Bravia Mobile Engine dari Sony memperkuat tampilan layarnya. Enaknya, di luar ruang, layar tetap mampu menampilkan warna dan kontras yang baik. Respon layar juga terasa cepat, sehingga menjelajah menu dan fitur terasa nyaman.

Di layar utama (Homescreen), Sony Ericsson membuat antarmuka unik. Pengunci di kiri bawah, tinggal digeser untuk membuka menu. Menghilangkan bunyi (Silent) juga mudah, dengan tersedianya tombol di layar. Layar utama diisi ikon di keempat pojoknya, ada SMS, phonebook, telepon, dan jajaran fitur multimedia (pemutar musik, galeri foto video, dan radio FM). Ada lima lembar halaman Homescreen yang tersedia, yaitu Google Search dan penunjuk waktu, lalu lembar galeri foto dan pemutar musik, lembar pintasan PlayNow dan pencari game, lembar aktifasi WiFi, getar dan akses ke Android market dan browser. Terakhir, tersedia 12 nama dari phonebook yang bisa ditampilkan di halaman utama beserta fotonya.

Di menu utama, Xperia Mini menyediakan banyak ikon untuk mengakomodasi menu dan fitur. Standarnya, ada lima lembar halaman menu yang bisa digeser ke kanan-kiri dengan cepat. Maka, menjelajah berbagai aplikasi dan fiturnya terasa menyenangkan. Tombol virtual yang bertipe alfanumeric, bukan qwerty, menjadi pilihan, akibat layar yang kurang luas. Ada banyak aplikasi bawaan disini. Tentu khas handphone android seperti GMail, Facebook, Google Maps, Google Talk, Navigation, Places, Latitude, Search, Sync, YouTube, ditambah aplikasi seperti TracklD, Friend'sMusic, News&Weather, JakartaGlobe, Googleplus, Foursquare, dan OfficeSuite.

Xperia Mini mendukung wallpaper diam (statis) dan dinamis (live), dengan bawaan 15 wallpaper statis dan satu wallpaper live. Jika kurang puas, tentu Anda bisa mencarinya di Android Market. Masuk ke Android Market,Sony Ericsson sudah menyediakan ikon tersendiri berupa kumpulan aplikasi android yang bisa digunakan. Tak perlu menduga-duga, aplikasi di bagian ini pasti sudah sesuai untuk Xperia Mini.

Antarmuka Timescape yang tersedia, mampu menampilkan berbagai media komunikasi, sekaligus SMS, MMS, email, call log, Facebook dan Twitter update. Tampilan begitu menarik, dengan struktur bertumpuk yang bagus dan enak dilihat.

Foto dan Video
Berbekal kamera 5MP, Xperia Mini melengkapi kinerja multimedianya yang mantap. Di luar ruang; gambar terekam tajam dengan warna-warni obyek yang alami. Kamera juga bisa membedakan dengan baik kontras dari terang ke gelap yang ekstrem. Obyek makro bisa ditangkap dengan baik. Proses autofokusnya juga berlangsung cepat. Di dalam ruang, lampu kilatnya yang terang sangat membantu penangkapan obyek, sehingga gambar tetap terlihat tajam dan terang. Untuk eksekusi pemotretan, bisa digunakan tombol kamera atau tombol virtual (touch focus) di layar. Ditambah fitur kamera image stabilization dan smile and face detection, kinerja kamera tambah meyakinkan.

Beralih ke rekaman video, hasilnya juga mantap. Gambar video luar ruang yang terang, tajam dan warna-warni alami bisa dinikmati. Tak heran, karena Xperia Mini ini mampu merekam video berkualitas HD dengan resolusi 720p. Kami mencoba memutar file video resolusi tinggi dari film Transformer dan Harry Potter terbaru. Hasilnya video tampil begitu tajam dan terang, dengan warna-warna cemerlang. Peran Bravia engine begitu terlihat disini, menambah kaya kualitas foto dan video yang diputar. Sayangnya, tak banyak format video yang didukungnya, jadi hanya untuk file MP4 atau 3GP.

Musik dan Radio
Keren! ltulah kata yang tepat untuk fitur musiknya, pemutar musiknya begitu berbeda dari handphone lain. Tampilannya menarik dan mudah dikendalikan. Di kiri atas pemutar musik, ada ikon untuk memilih lagu dari galeri. Di tengah, tersedia pintasan untuk mencari informasi terkait lagu yang sedang diputar, dari video YouTube, wikipedia, lirik lagu, ataupun video karaoke di YouTube. Di tengah, tombol pemutar musik mudah diakses, terdiri dari play/pause dan maju atau mundur ke lagu berikutnya.

Tampilan pemutar musiknya keren, diikuti kualitas suaranya yang juga ciamik. Suara terdengar jernih dan cukup keras, tanpa nada pecah. Padahal nada bass masih cukup terdengar. Dengan fitur xLOUD, keluaran suara speaker bisa diperkeras tanpa terdengar pecah tentu saja equaliser dengan 10 pilihan nada. Lewat headset bawaan, suara terdengar lebih keras dan jernih dengan efek stereo dan nada bass mantap. Kami juga mencoba menggunakan headset merek lain yang Iebih baik, dan nada bass muncul makin bertenaga.

Radio FM-nya tak kalah. Tampilannya terlihat modern dan menarik. Begitu diaktifkan, tentu saja dengan menancapkan headset sebagai antena, radio otomatisakan melakukan pencarian frekuensi. Di tempat kami berada, Jakarta, didapatkan 23 stasiun radio FM. Suaranya mantap dan jernih. Di pojok bawah, ada akses ke fitur TracklD untuk merekam lagu yang serang didengarkan dan mencari informasinya ke internet.

Konektivitas dan Navigasi
Xperia Mini dipersenjatai fitur konektifitas mumpuni, yaitu HSDPA 7.2Mbps, HSUPA 5.76Mbps, dan Wi-Fi 802.11 b/g/n, DLNA plus Wi-Fi hotspot. Namun tentu saja, semua tergantung kekuatan sinyal operator yang digunakan. Saat malam hari, kami hanya dapati sinyal EDGE. Namun, pagi hari bisa didapat sinyal 3G atau HSDPA. Untungnya, browser bawaan bisa menjelajah situs secara stabil sehingga halaman situs bisa ditampilkan dengan baik. Browser bawaan bisa menampilkan berbagai situs HTML yang kompleks dengan baik, termasuk Javascript dan animasi. Perbaikan di OS Gingerbread yang dibenamkan dan dukungan Adobe Flash 10.3, membuat browser bawaan bisa berbuat banyak, menampilkan isi situs dengan baik. Video resolusi tinggi di YouTube (HQ) yang dicoba bisa ditampilkan dengan mulus oleh Xperia Mini, tentu saja asalkan kecepatan internetnya memadai. Browser bawaan juga bisa memainkan double tap dan zoom dengan gerakan mencubit, didampingi tombol zoom virtual (tanda + dan -). Saat teks di situs di-zoom, dengan double tap, teks akan menyesuaikan dan memotong sendiri sehingga Anda tak perlu menggeser ke kanan kiri.

Patut dicatat pula, handphone ini tak mendukung video call meskipun sudah bersenjatakan HSDPA, karena tak ada kamera di bagian depan.

Lewat WiFi, akses internet cepat bisa dinikmati. Tentu saja juga sebagai penyedia WiFi bagi gadget di sekitarnya. Kinerja prosesor 1 GHz Scorpion, Adreno 205 GPU, Qualcomm QSD 8255 Snapdragbn, ditemani memori RAM 512MB, cukup meyakinkan. Apalagi, spek layar yang mesti dilayaninya terbilang rendah, luas 3.0 inchi dan resolusi 320 x 480 pixel. Aplikasi berjalan responsif dan ringan.

Secara keseluruhan, kinerja Xperia Mini bisa diandalkan. Tak ada gejala ngejag, hang (freeze), ataupun melambat. Hasil benchmark menunjukkan kinerja Xperia Mini tergolong kelas menengah, masih di atas Nexus One, Motorola Defy, HTC Hero, Wildfire, tapi masih di bawah HTC Desire HD dan Motorola Xoom.

Tentu saja, adanya GPS internal melengkapi kemampuan Xperia Mini yang dilengkapi peta Google Maps dan aplikasi Navigation ini. Di dalam ruangan gedung, A-GPS bekerja dengan baik, mendeteksi koordinat lokasi dalam hitungan detik. Namun, jika hanya memanfaatkan sinyal satelit, proses penentuan koordinat berlangsung cukup lama, hingga beberapa menit.